//")!=-1){ s[i] = function createSummaryAndThumb(pID){ var div = document.getElementById(pID); var imgtag = ""; var img = div.getElementsByTagName("img"); var summ = summary_noimg; if(img.length>=1) { imgtag = ''; summ = summary_img; } if(img.length<1) { imgtag = ''; summ = summary_img; } var summary = imgtag + '
' + removeHtmlTag(div.innerHTML,summ) + '
'; div.innerHTML = summary; } //]]> Rekayasa foto ular raksasa Borneo | MANKESA

Rekayasa foto ular raksasa Borneo

Februari 2009, sebuah foto diserahkan oleh seorang tidak dikenal ke surat kabar Telegraph di London. Ia mengaku bahwa ia adalah seorang anggota tim SAR dan sedang memantau wilayah banjir di Malaysia dengan helikopter, ia melihat seekor ular raksasa sedang berenang di sungai Baleh dan segera memotretnya. Lalu pada tanggal 20 Februari 2009, Telegraph mempublikasikan foto tersebut dengan judul "Photograph shows 'giant snake' lurking in Borneo River". Foto tersebut dengan cepat beredar di internet dengan kehebohan yang luar biasa. Tidak banyak yang mengetahui bahwa foto tersebut ternyata adalah sebuah tipuan yang cerdas. Saya sebut cerdas karena London's Telegraph pun tertipu begitu saja.


Pertama-tama, Sebuah foto dapat disebut hoax apabila memenuhi dua unsur. Yang pertama adalah apabila ada seseorang yang mengakui perbuatannya memalsukan foto tersebut. Yang kedua adalah apabila ditemukan bukti yang jelas bahwa foto tersebut dipalsukan. Apabila kita hanya menyebut sebuah foto sebagai hoax tanpa ada dasar yang jelas, maka itu adalah sebuah asumsi. Selama dua unsur diatas tidak terpenuhi, maka sebuah foto akan selalu terbuka untuk diperdebatkan.

Kembali ke soal foto, Telegraph hanya mempublikasikan foto pertama. Foto kedua dipublikasikan oleh Daily Mail, salah satu media ternama di Inggris, menyusul publikasi dari Telegraph. Asal-usulnya tidak disebutkan. Dua foto tersebut sama-sama menunjukkan adanya seekor ular raksasa, namun diambil pada dua lokasi yang berbeda. Foto pertama diambil dari sebuah helikopter, menampakkan seekor ular yang sedang berenang di sepanjang sungai yang dikelilingi hutan.

Sedangkan foto kedua menunjukkan ular tersebut sedang berenang mendekati pemukiman warga. Kedua foto tersebut dianggap diambil di sungai yang sama dan menampakkan ular yang sama.


Sebenarnya tidak butuh seorang ahli untuk mengetahui keaslian foto tersebut. banyak kejanggalan-kejanggalan yang terlihat. Ketika pertama kali dipublikasikan, pertanyaan pun segera dilontarkan oleh mereka yang mencurigai keasliannya. Mengapa hanya ada 1 foto dari atas helikopter ? Apabila seekor ular terlihat dari sebuah helikopter, maka saya akan mengambil 100 foto, bukan 1 foto. Hal yang sama juga berlaku untuk foto kedua. Lalu, mengapa orang yang menyerahkan foto itu tidak ingin diketahui identitasnya ? Apabila foto itu asli, maka bisa dipastikan pemotretnya akan menjadi terkenal dalam arti positif. Lalu kenapa menolak untuk menyebutkan identitasnya ? Jawabannya karena foto tersebut adalah hoax.

Keanehan yang lain adalah, coba bandingkan kedua foto tersebut. Kedua foto tersebut dianggap diambil di sungai yang sama dan menampakkan ular yang sama. Ada sesuatu yang terasa janggal. Pernahkah kalian bermain mencari perbedaan dari kedua gambar yang mirip ? Coba lihat foto tersebut. Kejanggalannya adalah WARNA AIR SUNGAI. Foto pertama menunjukkan air sungai yang berwarna hitam atau hijau gelap. Foto kedua menunjukkan warna sungai yang coklat berlumpur. Hal ini menunjukkan Kedua foto tersebut diambil di DUA SUNGAI YANG BERBEDA.

Karena kisah yang menyertai foto tersebut adalah seekor ular raksasa di sungai Baleh, maka saya kemudian menjelajah google untuk mencari foto sungai baleh yang difoto dari atas. Setelah masuk ke beberapa halaman google, saya menemukannya. Inilah foto sungai baleh dari atas. Kelokannya sama, pohon-pohonnya mirip, tetapi warna airnya berbeda.


Namun, sebuah bukti lain cukup untuk menutup kasus ini untuk selamanya. Sebuah foto original dari foto yang direkayasa ditemukan berada di sebuah website dari Kongo, Afrika. Inilah fotonya. Sebuah aliran sungai tanpa ular didalamnya.


Hal ini mengkonfirmasi kemungkinan bahwa foto pertama bukan foto sungai Baleh. Foto diatas adalah foto sungai Kongo di Afrika. Sedangkan foto kedua, kemungkinan memang diambil di sungai Baleh, yang kemudian direkayasa.

Dan inilah pukulan terakhir bagi Daily Mail. Foto kedua yang diterbitkan oleh Daily Mail adalah salah satu finalis sebuah kontes photoshop tahun 2002 yang bernama "Cryptozoo 2" yang dikirim oleh seseorang dengan nama "SilkenFairy". Judul foto tersebut adalah "Snake!"

Sampai sekarang, orang yang menyerahkan foto tersebut masih belum diketahui identitasnya. Namun foto ini memenuhi unsur hoax karena ada bukti yang jelas ditemukan.

Sebenarnya saya cukup Heran karena London's Telegraph dan Daily Mail bisa tertipu, Ketika pertama kali melihat foto tersebut, saya hanya melihat sebuah rekayasa photoshop yang tidak profesional, saya pernah melihat foto hasil photoshop yang jauh lebih baik dari kedua foto tersebut.

Catatan Enigma
Legenda ular raksasa memang ada diantara para penduduk sekitar sungai Baleh. Rekayasa foto diatas tidak berarti membuktikan bahwa Ular raksasa legendaris itu tidak ada.

0 komentar:

Posting Komentar